Sensor Kinect XBOX 360 dari Microsoft dikenal sebagai teknologi yang menjadikan game tambah mengasyikkan dengan menggunakan sensor gerak tubuh atau gesture. Namun, di tangan mahasiswa Institut Teknologi Bandung teknologi tersebut dibesut menjadi sensor bantu untuk kaum difabel, yaitu tuna rungu.
Aplikasi yang dicptakan tersebut yakni Isara. Aplikasi kamus bahasa isyarat ini berbasis NUI (Natural User Interface). Dengan sensor Kinect dan gambar video, alat ini didesain agar tuna rungu lebih asyik dalam belajar bahasa isyarat.
"Kami dedikasikan untuk orang tuna rungu yang sulit belajar isyarat konvensional pakai kartu dan gambar, karena statis," ujar salah satu anggota tim Isara, Muhammad Endri Irfanie, di sela-sela Penganugeraha Mandiri Young Technopreneur Award 2011 di JCC, Jakarta, Jumat, 20 Januari 2012.
Aplikasi ini utamaya merupakan perangkat sensor yang dihubungkan dengan PC webcam. Kemudian, pengguna berdiri di depan sensor dalam jarak satu meter. Dalam layar akan muncul menu utama, yang berisi kamus, video, dan game yang semuanya berbasis gesture.
"Pengguna akan menirukan gambar video, nanti terlihat apakah gerakan tubuh sudah benar atau belum," tambahnya.
Fitur game berisi tebakan sebuah kosa kata yang harus dijawab dengan gesture. Jika salah atau benar akan muncul notifikasinya.
Aplikasi ini sudah diujicoba pada 2011 di Sekolah Luar Biasa (SLB) 6 Jakarta Barat. Menurut Endri, respon para siswa difabel sangat positif. "Mereka fun banget," ucapnya.
Fitur statistik, untuk mengetahui penilaian bagaimana belajar bahasa isyarat selama ini, apakah ada peningkatan atau tidak.
Ke depan, ia bersama 4 koleganya akan mengembangkan dalam bentuk isyarat kalimat dan membuat videonya sendiri. Karena sampai saat ini videonya diperoleh dari Telkom.
Aplikasi ini, lanjutnya akan dikembangkan di SLB dan komunitas tunarungu. Ia berharap Kementerian Sosial dan Kememterian Pendidikan dan Kebudayaan dapat bekerjasana untuk distribusi aplikasi ini. "Biar SLB tidak bayar," ujarnya.
Agar lebih seru, pihaknya dalam waktu dekat akan meng-upload aplikasi ini dalam platform berbasis jejaring sosial. Sehingga para tunanetra dapat saling bersosialisasi.
Atas karya ini, mereka menyabet Pemenang Terbaik I Kategori Teknologi Informasi dan Komunikasi Mandiri Young Technopreneur Award 2011. Hadiah sebesar Rp 50 Juta, dan modal awal Rp. 1,5 milyar pun berhak dibawa pulang.
Endri dan kawan-kawan pun akan mengembangkan secara komersial hasil karyanya ini. Ia mengatakan harga aplikasi Rp 500 ribu, sedangkan sensornya Rp 700 ribu.
Hargai penulis dengan cara memberikan komentar di artikel ini ya sobat.
Dan berkomentarlah dengan kata-kata yang sopan.
"Jangan Menggunakan Link Aktif di Komentar" (akan dihapus)
Untuk menyisipkan gambar dalam komentar : <i rel="image">URL GAMBAR</i>